BAHASA INDONESIA
Pertemuan – 3
Kalimat, Kalimat Efektif
Kalimat dan Kalimat Efektif
• Sebagai “bahasa ibu”, setiap warganegara memiliki kewajiban untuk dapat mengerti dan menguasai teori dan praktek ber-Bahasa Indonesia yang baik dan benar
•
Setiap
warganegara, semestinya harus mampu mengungkapkan gagasan, ide atau ungkapan
dalam kalimat yang secara gramatikal benar
•
Disamping
secara gramatikal benar, ungkapan kalimat seyogyanya juga mampu dengan mudah
untuk dipahami oleh pembaca atau pendengarnya
•
Dalam
mengkomunikasikan gagasan (kalimat) seyogyanya setiap warganegara dapat
melakukannya dalam kalimat yang efektif
KALIMAT & KALIMAT EFEKTIF
A. Pengertian Kalimat dan Kalimat
Efektif
•
Dalam proses
penulisan karya ilmiah, ada
dua jenis kalimat yang mendapat
perhatian penulis, yaitu
masalah kalimat dan
masalah kalimat efektif.
•
Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian
kata dalam frasa dan klausa. Rangkaian kata dalam kalimat itu ditata
dalam struktur gramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang
akan disampaikan secara logis.
•
Penulisan
kalimat dalam karya ilmiah harus lebih cermat dalam menata
kalimat yang benar
dan efektif, karena
kalimat-kalimat yang tertata itu berada dalam laras bahasa ilmiah.
KALIMAT & KALIMAT EFEKTIF
•
Dalam
tataran sintaksis, kalimat adalah satuan
bahasa yang menyampaikan sebuah
gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik sebagai
pembatas.
•
Kalimat
adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir
•
Setiap
kalimat memiliki unsur penyusun kalimat dan gabungan dari unsur-unsur kalimat
akan membentuk kalimat yang mengandung arti.
•
Sifat predikatif
dalam kalimat berstruktur
dibentuk oleh unsur
inti kalimat, berupa : - Subjek /
Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)
•
Unsur subjek
dan predikat itu harus
mewujudkan makna gramatikal
kalimat yang logis.
•
Konsepsi kalimat
itu belum cukup untuk
menampilkan kalimat efektif, sehingga
diperlukan faktor lain
dalam perwujudan kalimat menjadi
kalimat efektif.
KALIMAT & KALIMAT EFEKTIF
•
Oleh
karena itu, KALIMAT EFEKTIF adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat
harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh
pembaca sebagaimana yang dimaksudkan
penulis.
•
Jadi,
kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kata orang
1. Kalimat efektif adalah kalimat
yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis
saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan
daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu:
2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat
yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara
tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai
kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami
oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi,
dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai
sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih
singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
•
Dari
beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif
adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca.
PENULISAN KALIMAT EFEKTIF
B. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF
1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT
EFEKTIF ATAU KESATUAN FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi gramatikal atau unsur struktur dalamkalimat dikenal dengan istilah subjek, predikat, objek, pelengkap,, dan keterangan ( S + P + (O/Pel.) + (Ket) }
Fungsi subjek dan fungsi predikat harus ada dan jelas dalam kalimat dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi keterangan.
Fungsi gramatikal atau unsur struktur dalamkalimat dikenal dengan istilah subjek, predikat, objek, pelengkap,, dan keterangan ( S + P + (O/Pel.) + (Ket) }
Fungsi subjek dan fungsi predikat harus ada dan jelas dalam kalimat dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi keterangan.
PENULISAN KALIMAT EFEKTIF
•
SUBJEK adalah
fungsi kalimat yang menandai
apa yang dinyatakan oleh penulis.
Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir
kalimat.
•
PREDIKAT
adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang
subjek. Posisi predikat dalam
kalimat juga bebas,kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang
pelengkap.
•
OBJEK
adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai
perbuatan, yang menerima,atau yang
diuntungkan oleh perbuatan
sebagai predikat. Fungsi
objek selalu terletak di belakang
predikat berkata kerja transitif.
•
PELENGKAP adalah fungsi yang melengkapi fungsi
kata kerja berawalan ber- dalampredikat,
sehingga predikat kalimat menjadi lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam
kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber-.
•
KETERANGAN adalah
fungsi kalimat yang
melengkapi fungsi-fungsi
kalimat,yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau
fungsi semua unsure
dalamkalimat. Posisi keterangan dalam
kalimatbebas dan tidak terbatas, dalam arti dapat lebih
dari satu, pada
posisi bebas yang
sesuai dengan kepentingan fungsi-fungsi kalimat.
PENULISAN KALIMAT EFEKTIF
Perhatikanlah posisifungsi-fungsi
kalimat berikut.
(1) Setelah bekerja
selama tiga hari,panitia
pelaksana seminar lingkungan hidup itu
berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor
DPD DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)
(2) Keputusan hakim perlu ditinjau
kembali.( S – P)
(3) Perlu ditinjau kembali keputusan hakim.
(P – S)
(4) Kelompok Pialang (broker)
berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S – P – Pel.)
(5) Selama tahun 2012 fluktuasi harga
saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek
Jakarta (K – S – P – O – K)
(6) Pengacara tersebut mempelajari
undang-undangpencemaran nama baik dan membandingkannya dengan Undang-undang
Dasar RI. (S1 – P1 – O1 – P2 – K)
(7) Evaluasi pembelajaran
mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen
UAS, komponen kehadiran, dan komponen
makalah ilmiah. (S1 – P1 – O1 – K1 – K2- K3 – K4)
(8) Jika stabilitas nasional mantap,
masyarakat dapat bekerja dengan tenang
dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 – P2)
Perhatikanlah contoh kalimat majemuk
dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9) Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa sudahdiketahui semua
orang. ( S1 (konjungsi + S2 +
P2) - P1 -
O1.)
(10) Dosen
mengatakan bahwa komponen nilai
UAS berbobot 40%. (S1 - P1 - O1 (S2+P2)).
(11)
Hasil UAS mahasiswa dibatalkan
jika mahasiswaketahuan mencontek. (S1 – P1 – K1 (S2+P2)).
(12) Kelompok C
berpresentasi dan tim juri menilainya.
(S1 – P1 + S2 – P2)
(13) Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan
ekonomi menjadi stabil setelah pemilu
berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 +
(S3 + P3)
PENULISAN KALIMAT
EFEKTIF
2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT
Kepaduan atau
keherensi dalam kalimat efektif
adalah hubungan timbal balik atau hubungan kedua arah di antara kata atau frasa dengan jelas, benar, dan
logis.
Hubungan timbal baik dapat terjadi
antarkata dalam frasa satu unsur atau dapat terjadi antar frasa dalam
antarfungsi dalam kalimat. Hubungan
antarfungsi itu dapat menimbulkan kekacauan makna gramatikal kalimat.
Contoh kalimat yang TIDAKKOHERENSIF
(1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta
dengan kereta api.
(2) Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan
ke dalam antologi.
(3)
Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam
kemudian.
Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF
(1a)
Setiap hari dia pergi pulang
Bogor—Jakarta dengan kereta api
(2b) Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.
(2b) Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.
(3a). Karena jalan macet,pelaksanaan
seminar itu ditunda satu jam kemudian.
3. KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI
BAHASA
KEHEMATAN atau ekonomi bahasa
adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat
secara jelas, lugas, dan logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari
dan memperhatikan hal-hal berikut .
(1)
Penulis menggunakan kata bermakna
leksikal yang jelas dan lugas dan penenpatan afiksasi yang benar.
(2) Penulis menghindari subjek yang sama dalam
kalimat majemuk.
(3) Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi
yang tidak perlu. (4) Penulis menghindari
penggunaan kata depan
(preposisi) di depan kalimat dan di depan subjek.
(5)Penulis menghindari
penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat
yang berkata kerja transitif.
(6) Penulis menghindari kata ulang
jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.
(7) Penulis menghindarifungsi tanda
baca dan pengulangan
kata dalam rincian.
(8) Penulis menghindariketerangan yang
berbelit-belit dan panjang
yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
(9) Penulis menghindari
pemborosan kata dan
afiksasi yang tidak
jelas fungsinya.
PENULISAN KALIMAT EFEKTIF
Perhatikan contoh berikut,yang kurang
memperhatikan ekonomi bahasa.
(a) Dalam ruangan ini kita dapat
menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan
lain-lain.
(b) Karena modal di bank terbatas,
sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c) Apabila pada hari itu saya
berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
Perbaikan kalimat yang
memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b1) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2) Modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2) Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(a1) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b1) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2) Modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2) Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
•
Dalam
kalimat efektif PENEKANAN ATAU
PENONJOLAN adalah upaya penulis
untukmemfokuskan kata atau frasa dalam kalimat.
•
Penekanan
dalam kalimat dapat berupa kata, frasa, klausa, dalam kalimat yang dapat
berpindah- pindah.
•
Namun,
penekanan tidak sama dengan penentuan
gagasan utama dan ekonomi bahasa.
Penekanan dapat dilakukan
dalam kalimat lisan dan kalimat tulis.
•
Pada
kalimat lisan,penekanan dilakukan dengan intonasi yang dapat disertai mimik muka dan bentuk
nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut.
(1) Mutasi, yaitu
mengubah posisi kalimat
dengan menempatkan bagian yang dipenting pada awal
kalimat.. Contoh:
Minggu depan
akan diadakan seminar”Pencerahan Pancasila
bagi Mahasiswa”
(2) Repetisi, yaitu mengulang kata yang
sama dalam kalimat yang bukan berupa
sinonim. Contoh:
Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
(3) Kursif, yaitu menulis miring,
menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.
Contoh:
Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.
(4) Pertentangan,yaitu menempatkan kata
yang bertentangan dalam kalimat.
Pertentangan bukan berarti antonym
kata.
Contoh:
Contoh:
Dia sebetulnya
pintar tetapi malas lkuliah.
(5) Partikel, yaitu
menempatkan paretikel (lah,kah,
pun,per, tah) sebelum atau
sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:Dalam berdemokrasi, apa pun
harus transparan kepada rakyat.
(6) Penekanan dalam kalimat
tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.
5. KESEJAJARANDALAM KALIMAT
(PARALELISME)
KESEJAJARAN (PARALELISME)
adalah upaya merinci
unsur yang sama penting dan sama fungsi
secara kronologis dan logis dalam kalimat. Dalam kalimat dan paragraph,
rincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang sama, yaitu rincian sesama
kata, sesama prasa, sesama kalimat.
Kesamaan bentuk dalam paralelisme
menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca dan sekaligus
menunjukkan kekonsistenan sebuah kalimat dalam penulisan karya ilmiah.
•
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah
sebagai berikut.
(1)
Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk bahasa kalimat atau paragraf.
(2) Jika urutan rincian dalam
bentuk frasa, rincian uruan berikut
harus dalam bentuk frasa juga.
(3)
Penomoran dalam rincian harus konsisten.
(4)
Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.
(5) Hindarilah gejala
ekonomi bahasa yang
bermakna sama: seperti……dan
lain lain, antara lain….. Sebagai berikut, yakni:….
Perhatikanlah contoh kesejajaran yang
benar berikut.
•
Kami
sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada:
•
hari :…, tanggal:…., waktu: …., acara: ….,
dan Tempat: …..
6. KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
•
KEVARIASIAN
dalam kalimat efektif adalah upaya
penulis menggunakan berbagai pola
kalimat dan jenis kalimat untuk
menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca
terhadap teks karangan ilmiah.
Fungsi utama kevariasian ini adalah
menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi pembaca.
•
Pada
dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis
kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah
karangan ilmiah.
•
Agar
kevariasian dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu
memperhatikan hal-hal berikut.
(1) Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan
unsure subjek, tetapi kalimat dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
(2) Kalimat yang panjang dapat diselingi
dengan kalimat yang pendek.
(3) Kalimat berita
dapat divariasikan dengan
kalimat Tanya, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
(4) Kalimat aktif dapat divareiasikan
dengan kalimat pasif.
(5) Kalimat
tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
(6) Kalimat taklangsung dapat divariasikan
dengan kalimat langsung.
(7) Kalimat yang
diuraikan dengan kata-kata
dapat divariasikan dengan tampilan gambar,bagan,grafik, kurva,
marik, dan lain-lain.
(8) Apa pun bentuk kevariasian yang
dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah
yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan
variasinya.
(a) Dari renungan itu seorang manajer
menemukan suatu makna, suatu realitas
yang baru, suatu kebenaran
yang menjadi ide
sentral yang menjiwai bisnisnya
ke depan.
(b)
Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus
tidak dibangun pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan
demikian. Memang cukup banyak
mengendorkan semangat kalau
melihat keadaan di Indonesia belahan
Timur meskipun fasilitas
pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun. (Variasi kalimat dengan
kata berawalan me- dan berawalan di-).
7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
PENALARAN (reasoning) adalah proses mental dalam
mengembangkan pikiran logis (nalar) dari
beberapa fakta atau prinsip
(KBBI,2005:772).
•
Hal
yang diutamakan dalam penalaran adalah
proses berpikr logis
dan bukan dengan perasaan atau
bukan pengalaman.
•
Penalaran
tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat.
•
Alur
berpikir sangat ditonjolkan agar
kalimat dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami dengan benar dan tepat
sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran
akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat.
•
Hubungan
logis dalam kalimat dapat dilihat
melalui kaitan antar unsur dan kaitan
antar bagian kalimat.
Hubungan logis dalam
kalimat terdiri atas
tiga jenis hubungan berikut.
(1) Hubungan logis koordinatif adalah
hubungan setara di antara bagian- bagian
kalimat dalam kalimat
majemuk setara.
Hubungan logis koordinatif ini
ditandai dengan konjungsi
dan, serta, tetapi,
atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
(2) Hubungan logis korelatif
adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini
ditandai oleh konjungsi berikut.
Hubungan penambahan :
baik….maupun, tidak hanya..., tetapi juga……..
Hubungan perlawanan :
tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan
Hubungan penegasan :
jangankan…..,…..pun…..
(3)
Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya
kebanjiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat
majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan
anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut.
(a) Hubungan waktu : ketika,setelah, sebelum,
(b) Hubungan syarat : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan pengandaian : seandainya andaikan,andai kata,
(d) Hubungan tujuan
: untuk, agar,supaya,
(e) Hubungan perlawanan : meskipun,walaupun, kendatipun,
(f) Hubungan pembandiungan
: seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih, (
g) Hubungan sebab : sebab,karena, oleh
sebab,lantaran,
(h) Hubunganhasil/akibat : sehingga, maka, sampai (sampai)
(i)
Hubungan alat : dengan, tanpa
(j) Hubungan cara : dengan, tanpa,
(k) Hubungan pelengkap : bahwa, untuk, apakah,
(l)
(l)
Hubungan keterangan : yang,
(m) Hubungan perbandingan : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari
Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)
(1) Di antara masalah nasional yang
penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam pendidikan (SALAH).
Di antara masalah pendidikan nasional
itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan (BENAR)
(2)
Untuk mengetahui baik buruk
pribadi seseorang dapat
dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari. (SALAH)
Baik buruk pribadi seseorang dapat
dilihat dari pribadinya sehari-hari. (BENAR)
(3) PT Gudang
Garam termasuk lima
penghasil terbesar devisa
negara tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang Garam termasuk lima besar
penghasil devisa negara tahun 2010. (BENAR).
(4)
Meskipun dia datang terlambat, namun dia
dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun datangterlambat, dia dapat
menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat
menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
(5) Dia membantah bahwa bukan dia yang
korupsi tetapi staf keuangan perusahaan. (SALAH)
(6) Dia menyatakan bahwa bukan dia yang
korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR).
Comments
Post a Comment